Rabu, 05 Juli 2017

contoh laporan hasil praktek kerja industri SMK

LAPORAN HASIL
PERAKTEK KERJA INDUSTRI
MENGGANTI FUSELINK PADA FCO




   NAMA       : JAKA PURWANTO
   NISN          : 000000000
   JURUSAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK




SMK NEGERI 05 BOMBANA
2017


LEMBAR PEGESAHAN
FUSE CUT OUT ( FCO )

Oleh :
                                                   Nama    : Jaka Purwanto
                                                   Nisn      

Menyetujui

       GURU PEMBIMBING                                       PEMBIMBING DU/DI


    JABAL HARIMAN, S.Pd                                        ALI SABANUR
 NIP.                                               

Mengetahui

     KEPALA SEKOLAH                                               PIMPINAN DU/DI


     PAIDAN.S,Pd.,MPd                                                     SUYATNO
 NIP



HALAMAN PENETAPAN UJIAN
FUSE CUT OUT ( FCO )

Oleh,
Nama  : Jaka purwanto
Nisn     :

Menyetujui,

Pujian 1
(...................................)                                             (...................................)

Penguji 2
(...................................)                                            (....................................)

Mengetahui,

KEPALA SMKN 05 BOMBANA


PAIDAN,S.Pd.,MPd
NIP. 


MOTTO
1.      Bekerja dan belajar itu ibadah jadi lakukanlah secara sungguh sungguh karena allah akan memudahkan jalan orang orang yang mau berusaha dengan sungguh sungguh dan penuh harap.
2.      Ketika kita memperdulikan omongan orang lain yang mencibir kita pada saat itulah anda akan berada dalam posisi yang buruk.
3.      Jangan perna melakukan hal yang sia sia,pedulikan masa depanmu dan tinggalkan masa lalu.
4.      Teknologi yang canggih harus di manfaatkan sebaik mungkin dan bersyukur dapat menguasainya.
5.      Jangan menganggap diri kita bodoh terlebih dahulu tapi tanyakanlah apa yang belum kita ketahui dan jangan takut dibilang orang bodoh sebetulnya mereka orang yang zalim pada diri mereka sendiri.



PERSEMBAHAN
Penulis dan penyusun laporan hasil praktikum ini saya persembahkan kepada:
1.      Kepada orang tua saya yang telah mendidik dan merawat saya dari lahir sampai saat ini.
2.      Kepala sekolah SMKN 5 BOMBANA yang telah banyak berjasa kepada penulis sehingga penulis menjadi seperti sekarang ini
3.      Guru – guru yang kusayangi yang tak pernah menyerah membimbing penulis baik secara lisan maupun tertulis.
4.      Serta adik – adik kelas yang saya banggakan.



DAFTAR RIWAYAT HDUP
Biodata Siswa
1.      Nama                                            : jaka purwanto
2.      Tempat/tanggal lahir                     :
3.      Jenis klamin                                  : laki-laki
4.      Agama                                          : islam
5.      Alamat                                          : 
6.      Nomor hp                                      : 
Riwayat Pendidikan
A.    Pendidikan Formal
1.      TK  MATAHARI BAMBAEA
2.      SDN 2 BAMBAEA
3.      SMPN 05 BOMBANA
4.      SMKN 05 BOMBANA
B.     Pendidikan  Non-Formal
Riwayat Organsasi
1.      OSIS
2.      PRAMUKA



KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiimi…
Dengan memohon rahmat dan hidayatnya, shalawat serta salam senantiasa kami panjatkan pada junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W beserta keluarga dan para shahabatnya karena atas berkat rahmatnya Laporan ini dapat di selesaikan dengan baik.
            Adapun tujuan pembuatan Laporan ini merupakan salah satu tuntutan kurikulum SMK Negeri 5 Bombana terutama jurusan TITL (Teknik Instalasi Tenaga Listrik) dan merupakan suatu kewajiban bagi siswa yang melaksanakan PRAKERIN.
            Laporan ini berdasarkan teori yang telah di tentukan di sekolah dan di lapangan yang meliputi dunia usaha dan industri.
            Dalam penyusunan Laporan ini, penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun guna kemajuan pembuatan Laporan berikutnya.
            Dan tidak lupa penyusun ucapkan banyak terimakasih kepada:
1.      Bapak PAIDAN S.Pd.,MPd Selaku Kepala Sekolah SMKN 5 Bombana
2.      Bapak SUYATNO Selaku manajer PT.PLN (persero) Rayon bombana
3.      Ibu Drs. Nani Rohati Walikelas yang dengan sabar membimbing kami
4.      Staff dan seluruh Karyawan/i PT.PLN (persero) Rayon Bombana yang sudah ikut membimbing kepada kami selama PRAKERIN.
5.      Teman – teman di Sekolah
6.      Dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Laporan ini.

Semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Amiin…



Bombana,…Mei 2017
Jakapurwanto
                                                                                               





DAFTAR ISI
SAMPUL ………………..………………………………………………………………i
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………......ii
LEMBAR PENEPATAN UJIAN …………………………………...…………...….iii
MOTTO …………………………………………………………………………..…....iv
PERSEMBAHAN……….…………………………………………………………..…v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………………………....vi
KATA PENGANTAR….………..……………………………………..……….....….vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………..ix
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….01
A.    LATAR BELAKANG ……………………………………………………….01
1.      Sejarah Berdirinya DU/DI………………………………….……………01
2.      Struktur Organisasi DU/DI…………………..…..………………………04
3.      Rekapitulasi Peralatan di DU/DI…….………………………………….05
4.      Kegiatan Usaha DU/DI ………………………………………………….05
B.     TUJUAN……………………………………………………………………….05
1.      Tujuan Pelaksanaan Prakerin ……………………………………………05
2.      Tujuan Pembuatan Laporan …………………………………………..…06
BAB II PROSESPELAKSANAAN……………………………………….…..…..…07
A.     Waktu Dan Tempat Pelaksanaan…………...…….………………..……07
B.     Alat Dan Bahan……………………………………………….…..………07
C.     Proses Pengerjaan …………………………………………….………….07
D.     Implementasi Keselamatan Kerja …………………..…………………..08
E.      Hasil Yang Di Capai ………………………………………..……………08
BAB III PEMBAHASA/ISI/TEMUAN (MATERI SPESIFIK /KHUSUS ..….…09
A.     KAJIAN PUSTAKA………………………………….…………………..09
B.     ISI/PEMBAHASAN……….……………………………………………..10
C.     PENGEMBANGAN TINDAK LANJUT…….……….………………..20
BAB IV PENUTUP………………………………….…………………….…….…….21
A.     Kesimpulan………………………………………………....……………...21
B.     Saran………………………...…………………………………..………….21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….………………………
LAMPIRAN – LAMPIRAN…………………………………………………………..

 BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Pelaksanaan praktek kerja industri (prakerin) sebagai perwujudan kebijakan link and match, yaitu kerja sama antara sekolah sebagai dunia pendidikan dengan dunia pendidikan dengan dunia usaha / dunia industry (DU/DI) sebagai lembaga swasta yang peduli dengan pendidikan. Upayah ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK). Prakerin juga Prakerin juga sebagai wujud pencapaian tujuan pendidikan yaitu relevansi keterampilan siswa dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja. Hasil yang di harapkan dari kegiatan prakerin yaitu pemantapan keahlian professional siswa yang meliputi kemampuan bekerja, motivasi, inisiatif, kualitas kerja, disiplin kerja.
Untuk panduan  bagi siswa maupun  pembimbing di lapangan maka di terbitkanlah buku panduan sebagai pengontrol dan sebagai bahan evakuasi / penilaian maka diperlukan prakerin di DU / DI.Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan sistem ganda yang harus dilalui oleh setiap siswa yang akan menamatkan pendidikannya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
1.      Sejarah berdirinya PT.PLN (persero) Rayon Bombana
 Penyediaan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Tenggara yang terbentuk pada tahun 1964. Pada mulanya dilakukan dan dikelolah oleh maskapai perusahaan setempat (MPs), masing-masing berkedudukan di Kendari, Bau bau dan Raha Seiring dengan penyerahan pengelolah kelistrikan di wilayah Sulawesi selatan dan tenggara dari MPs ke PLN, wilayah VII Makassar, maka pada tahun 1971 status organisasi pengelolah kelistrikan di kota Kendari dirubah menjadi unit singkat Ranting dengan nama ranting Kendari yang merupakan salah satu unit yang berada di bawah PLN cabang Ujung Pandang, Setelah itu berturut-turut MPs MPs yang berada di Kabupaten Buton dan Muna, juga diambil alih pengelolahnya oleh PLN Wilayah VII. Wilayah kerja ranting Kendari pada saat itu banya mencakup Kota Kendari dan sekitarnya karena kemam kapasitas terpasang pembangki puan listrik yang dikelolah belum besar yaitu sebesar 1.156 KW. Dalam usaha untuk menjangkau, untuk mengakomodasi kebutuhan Maka pada masyarakat untuk mendapatkan fasilitas dari PLN Sulawesi Tenggara tahun 1977 berdasarkan k pemimpin PLN wilayah VIll No. erbesar 017rw.vllv1977. Status organisasi ranting Kendari dengan wilayah kana di Kabupaten, di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu Kabupaten Kendari, masing-masing Kabupaten Kolaka, Kabupaten Buton dan Kabupaten Muna. berstatus ranting yaitu ranting Bau-bau, ranting Kolaka, dan ranting Raha Total kapasitas terpasang pembangkit listrik PLN wilayah VIII cabang kendari pada saat itu adalah sebesar 4780 KW. Setahun kemudian yaitu pada tahun 1978 tenjadi pemekaran sub unit di wilayah keria cabang Kota Kendari dan Ranting Wangi-wangi di Kabupaten Buton. Sampai dengan tahun 1990 pengusaha kelistrikan di Sulawesi Tenggara yang ditandai dengan meningkatnya jumlah pelanggan listrik PLN. Hal ini dimungkinkan karena ditunjang oleh penyediaan tenaga listrik yang cukup memadai dengan kapasitas pembangkit sebesar 20,50 Kw. Pada tahun 1994, PLN Wilayah VIll cabang Kendari berubah menjadi PT PLN (Persero) Cabang Kendari, setelah berubahnya status PLN, dari pcrusahaun umum menjadi Persero. Sampai dengan pertengahan tahun 1995. PT. PLN (Persero) Cabang Kendari khususnya wilayah pelayanan di Kota Kendari dan sekitarnya mengalami krisis daya listrik sehingga untuk menanggulangi kondisi tersebut PT PLN (Persero) Cabang Kendari melakukan kontrak kera sama dengan C. Haiji Kalla yaitu penambahan unit mesin dengan daya terpasang sebesar 4.800 kw, schingga kapasitas pembangkit tenaga listrik (terpasang) pada saat itu menjadi sebesar 27.704 Kw, namun kontrak keduanya sudah usai. Dan di tahun 2014 PT PLN (Persero) Area Kendari telah memiliki tambahan beberapa unit mesin sewa. Jadi, total kapasitas pembangkit (terpasang) pada system kendari pada saat ini sebesar l12.262 Kw. Seiring dengan dikeluarkannya keputusan direksi PT PLN (Persero) Nomor: 120 Ki     010DIR/2002 tanggal 27 Agustus 2002 dengan penimbangan bahwa untuk menyelaraskan semangat otonomi Daerah dengan fungsi usaha dan wilayah kerja PT. PLN (Persero) unit bisnis Sulawesi Selatan dan Tenggara cabang Kendari juga berubah namanya menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah dan Sulawesi Tenggara cabang Kendari. Sejalan dengan semangat otonomi daerah dan pemekaran beberapa Kabupaten di provinsi Sulawesi Tenggara, dan untuk memacu peningkatan pelayanan pelanggan maka sesuai keputusan Genderal Manager PT. PLN (Persero), No. 1291. KU021 GM/2004, uanggal 29 Desember 2004 maka dibentuk Sub Unit organisasi yang setingkat ranting pada cabang Kendari yaitu: Ranting Konawe Selatan, Ranting Bombana, dan Ranting Kolaka. Saat ini organisasi PT PLN (Persero) cabang Kendari terdiri atas 7 Rayon yaitu: Rayon Kolaka, Rayon Unnha, Rayon Konawe Selatan. Rayon Bombana, Rayon Kolaka Utara, Rayon Benu-benun, dan Rayon Wua-wua.
2.      Struktur organisasi PT.PLN (persero) Rayon Bombana


     



3.      Rekapitulasi peralatan di PT.PLN (persero) Rayon Bombana
No
Nama Alat
Jumlah
1.
Kendaraan operasional (mobil)
4 unit
2.
Kendaraan operasional (motor)
2 unit
3.
Tangga
4 buah
4.
Kunci pas
1 set
5.
Kunci ring
1 set
6.
Tang pres
1 set
7.
Tang potong

8.
Tang ampere

9.
Gergaji besi

10.
Stick
4 buah

4.      Kegiatan usaha PT.PLN (persero) Rayon Bombana
          PT. PLN (Persero) Rayon Bombana bergerak di bidang jasa kelistrikan dan penerangan.
B.     Tujuan
1.      Tujuan pelaksanaan prakerin
Tujuan PRAKERIN (praktek kerja industri) adalah sebagai berikut:
a.       Meningkatkan dan mengembangkan hubungan antara sekolah dengan dunia usaha atau industri.
b.      Menghasilkan tenaga kerja yang professional dan berkualitas.
c.       Mengasah keterampilan yang telah di berikan sekolah ke dunia usaha.
d.      Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan kerja yang berkualitas.
e.       Menambah keterampilan serta wawasan dalam dunia usaha.
f.       Mewujudkan visi dan misi sekolah.
g.      Sebagai syarat mengikuti Ujian Nasional.
h.      Dapat menjadi gambaran kepada siswa siswi seperti apa dunia kerja.
2.      Tujuan Pembuatan Laporan
Adapun tujuan dari pembuaatan laporan prakerin ini antara lain:
a.       Sebagai bukti tertulis bahwa siswa telah melaksanakan prakerin,
b.      Agar siswa mampu mengembangkan dasar-dasar teori yang didapatkan dari sekolah yang berhubungan dengan hasil prakerin,
c.       Siswa dapat menuangkan pikiran kedalam tulisan yang dapat diuji keilmihannya.






BAB II
PROSES PELAKSANAAN
A.    Waktu dan tempat pelaksanaan
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktek kerja industri yaitu pada tanggal 21 februari 2017 sampai dengan 20 mei 2017 yang bertempat di PT.PLN (persero) Rayon Bombana dan Unit Bambaea.
B.     Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam mengganti fuse link yaitu:
1.      Alat
a.       Tang
b.      stick
2.      Bahan
a.       Fuse link
C.    Proses Pengerjaan
1.      Pertama lepas CO menggunakan stick dalam proses ini kita mesti hati-hati karna stick terkena pada jaringan atau sangkut pada jamper.
2.      setelah CO di lepas dan diturunkan kita langsung membuka tutup CO yang didalamnya berisi fuse link.
3.      Kemudian membuka tutp atas setelah itu buka juga di bagian bawah yang menahan fuse link dengan menggunakan tang,
4.      setelah itu ganti fuse link sesuai perintah pembimbing,
5.      setelah di ganti, kancing sekuat mungkin bagian bawah yang menahan fuse link dansetelah itu tutup.
D.    Implementasi keselamatan kerja
1.      Gunakan peralatan K3 dengan benar
2.      Gunakan alat dan bahan sesuai dengan fungsinya

E.     Hasil yang di capai
Adapun hasil yang di capai dalam pemasangan FCO ( Fuse Cut Out ) yaitu FCO dapat digunakan dengan baik dan benar.















BAB III
PEMBAHASAN
A.    Kajian pustaka
1.      Fuse Cut Out ( FCO )
Fuse cut out ( FCO )  adalah peralatan proteksi yang bekerja apabila terjadi gangguan arus lebih. Alat ini akan memutuskan rangkaian listrik yang satu dengan yang lain apabila dilewati arus yang melewati kapasitas kerjanya. Fungsi peralatan pelindung arus lebih pada suatu sistem jaringan adalah mendeteksi gangguan dalam rangkaian, dan memutus arus lebih pada harga rating pemutusnya, sertadapat membantu bilamana peralatan pelindung yang lain yang berdekatan tidak dapat bekerja dengan baik. Peralatan FCO digunakan sebagai pengaman dan pemisah daerah yang terkena gangguan, agar daerah pemadaman tidak terlalu luas. Pada sistem jaringan distribusi, FCO juga dipasang untuk mengamankan instrumen lainnya, seperti peralatan transformator, capasitor pengatur tegangan dan jaringan percabangan satu phasa. Namun ada kelemahan dari pengaman jenis ini, yaitu penggunaannya terbatas pada penyaluran daya yang kecil, serta tidak dilengkapi dengan alat peredam busur api yang timbul pada saat terjadi gangguan hubung singkat.
FCO ini di sistem jaringan distribusi yang dioperasikan untuk tegangan diatas 600 Volt digolongkan sebagai Distribution Cut out (Power Fuse)
Salah satu penyebab CO putus adalah akibat ada pepohonan yang kandas pada jaringan SUTM
2.      Fuse link
Fuselin adalah kawat pemutus sejenis sikring yang digunakan pada pemutus jaringan tegangan menegah (JTM). Fuse link dipasang pada tabung CO (cut out) yang berfungsi sebagai pemutus jika ada arus yang melebihi kapasitas ukuran fuse link. Ukuran fuse link yang sering digunakan adalah 2A, 3A, 5A, 6A, 8A, 10A, 15A, 20A, 25A, 30A.
B.     Isi/pembahasan
Pada pembahasan ini akan dibahas lebih mendalam tentang Fuse Cut Out ( FCO)
1.      Pengertian
Fuse (pelebur) merupakan suatu peralatan pengaman yang telah dirancang khusus dan akan akan bekerja (melebur) jika arus yang melewatinya melebihi suatu nilai tertentu (arus nominal) yang telah ditentukan. Apabila terjadi gangguan maka elemen pelebur yang terletak pada tabung fiber akan meleleh dan terjadi busur api yang akan mengenai tabung fiber sehingga menghasilkan gas yang akan memadamkan busur api. Jika sudah putus FCO akan membuka dan menggantung di udara (SPLN 64).
Karakteristik waktu/arus dari sebuah fuse adalah I2t. Karakteristik arus waktu dari berbagai sambungan fuse yang berbeda, elemen-elemennya berbeda dan membutuhkan perhatian yang hati-hati untuk memakainya pada sebuah sistem.
Fuse cut out sendiri meupakan suatu alat pengaman yang melindungi jaringan terhadap rus beban lebih (over load current) dan yang mengalir melebihi dari batas maksimum. Konstruksi dari fuse cut out ni jauh lebih sederhana jika dibandingkan dengan pemutus beban (circuit breaker) yang terdapat pada gardu induk (sub-station). Akan tetapi fuse cut out ini memiliki kemampuan yang sama dengan pemutus beban tadi. Fuse cut out ini hanya dapat memutuskan satu saluran tiga fasa, maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak tiga buah untuk saluran tiga fasa. Selain itu Fuse cut out juga merupakan pengaman lebur yang ditempatkan pada sisi TM yang gunanya untuk mengamankan jaringan TM dan peralatan kearah GI terhadap hubungan singkat di trafo, atau sisi TM sebelum trafo tetapi sesudah cut out. Untuk menentukan besarnya cut out yang harus dipasang, maka harus diketahui arus nominal trafo pada sisi TM, sedangkan besarnya cut out harus lebih besar dari arus nominal trafo sisi TM



2.      Prinsip Kerja
Pada sistem distribusi FCO yang digunakan mempunyai prinsip melebur, apabila dilewati arus yang melebihi batas arus nominalnya. Biasanya FCO dipasang setelah PTS maupun LBS untuk memproteksi feeder dari gangguan hubung singkat dan dipasang seri dengan jaringan yang dilindunginya. FCO juga sering ditemukan pada setiap trafo.
Penggunaan FCO ini merupakan bagian yang terlemah di dalam jaringan sistem distribusi karena FCO boleh dikatakan hanya berupa sehelai kawat yang memiliki penampang yang disesuaikan dengan besarnya arus maksimum yang diperkenankan mengalir di dalam kawat tersebut. Pemilihan kawat yang digunakan pada fuse cut out ini didasarkan pada faktor lumer yang rendah dan harus memiliki daya hantar (conductivity) yang tinggi. Faktor lumer ini ditentukan oleh temperatur bahan tersebut. Biasanya bahan-bahan yang digunakan untuk FCO adalah kawat perak, kawat tembaga, kawat seng, kawat timbel atau kawat paduan dari bahan – bahan tersebut. Pada umumnya diantara kawat diatas, yang sering digunakan adalah kawat logam perak, hal ini karena logam perak memiliki Resistansi Spesifik (µΩ/cm) yang paling rendah dan Titik Lebur (oC) yang rendah. Kawat ini dipasangkan di dalam tabung porselin yang diisi dengan pasir putih sebagai pemadam busur api, dan menghubungkan kawat tersebut pada kawat fasa, sehingga arus mengalir melaluinya.
Tabel 1. Tabel Titik Lebur dan Resistansi Spesifik Jenis Logam Penghantar Pada FCO
No
Jenis Logam
Titik Lebur (oC)
Resistansi Spesifikasi (µΩ/cm)
1
Tembaga
1090
1,7
2
aluminium
665
2,8
3
Perak
980
1,6
4
Timah
240
11,2
5
Seng
419
6,0

Jika arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat perak di dalamtabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan dapat dihentikan. Pada waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera dipadamkan oleh pasir yang berada di dalam tabung porselin Karena udara yang berada di dalam porselin itu kecil maka kemungkinan timbulnya ledakan akan berkurang karena diredam oleh pasir putih. Panas yang ditimbulkan sebagian besar akan diserap oleh pasir putih tersebut. Apabila kawat perak menjadi lumer karena tenaga arus yang melebihi maksimum, maka waktu itu kawat akan hancur. Karena adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan terlempar keluar dari kontaknya. Dengan terlepasnya tabung porselin ini yang berfungsi sebagai saklar pemisah, maka terhidarlah peralatan jaringan distribusi dari gangguan arus beban lebih atau arus hubung singkat.
Umur dari fuse cut out initergantung pada arus yang melaluinya. Bila arus yang melalui FCO tersebut melebihi batas maksimum, maka umur fuse cut out lebih pendek. Oleh karena itu pemasangan FCO pada jaringan distribusi hendaknya yang memiliki kemampuan lebih besar dari kualitas tegangan jaringan, lebih kurang tiga sampai lima kali arus nominal yang diperkenankan. Fuse cut out ini biasanya ditempatkan sebagai pengaman tansformator distribusi dan pengaman pada cabang – cabang saluran feeder yang menuju ke jaringan distribusi sekunder.
3.      Klasifikasi Pengaman Lebur
Fuse atau pengaman lebur tegangan tinggi menurut kekuatan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a.       Fuse Cut Out distribusi, mempunyai sifat:
1)      Kekuatan isolasinya berada pada tingkat distribusi
2)      Terutama digunakan dalam rangkaian distribusi
3)      Konstruksi mekanis disesuaikan untuk dipasang diatas tiang
4)      Batas tegangan operasinya berhubungan dengan tegangan sistem distribusinya
Cut out distribusi mempunyai penyangga yang bersifat menyekat dan memegang pelebur yang dilapisi dengan bahan organik. Pemutusan karena arus lebih, akan terjadi pada pemegang-pemegang oleh aksi ionisasi dari gas yang dihasilkan oleh lapisan bahan organik sewaktu terkena busur panas api yang timbul karena mencairnya sambungan pelebur.
Dalam jaringan distribusi ada beberapa tipe cut out pelebur, yaitu :
1)      FCO tipe plug
2)      FCO tipe pintu
3)      FCO tipe terbuka
b.      Pengaman lebur tembaga, mempunyai sifat:
1)      Kekuatan isolasi berada pada tingkatan tenaga
2)      Digunakan terutama pada gardu induk dan distribusi
3)      Konstruksi mekanis di sesuaikan dengan pemasangan dalam gardu
4)      Tegangan kerjanya sesuai dengan di gardu dan tegangan sistem transmisinya
Pengaman lebur tembaga rating tegangan, arus beban dan rating arus yang lebih tinggi daripada FCO disisi busi. Ada dua jenis pengaman lebur tambaga, yaitu:
1)      Tipe ekspulsi, pemutusan arus lebih lewat arus diionisasi dari gas seperti pada FCO
2)      Tipe pembatas arus, pemutusan arus lebih terjadi pada waktu busur api yang timbul karena melelehnya elemen lebur dikalahkan pembatas mekanik dan aksi pendinginan dan pengisian pasir disekitar elemen lebur.

4.      Rating Pengaman Lebur
Pengaman lebur memiliki rating tegangan, rating arus dan rating pemutus.
a.              Rating tegangan Adalah tegangan searah atau bolak-balik yang mana pengaman lebur direncanakan untuk beroperasi.
b.              Rating arus Adalah besarnya arus searah atau arus bolak-balik maksimum dalam Ampere pada rating frekuensi yang mengalir tanpa menimbulkan kenaikan suhu yang melampaui batas.
c.              Rating pemutus Adalah arus hubung singkat maksimum yang ditunjuk pada tegangan rated yang dapat memutus pelebur dengan aman.
5.      Karakteristik Pengaman Lebur
Pelebur atau fuse mempunyai dua karakteristik yaitu:
a.              Karakteristik pengaman, yaitu hubungan antara arus hubung singkat simetri atau asimetri dengan arus pemutusan pelebur (arus cut out).
b.              Karakteristik pencairan (melting) dan pemutusan (clearing), yaitu hubungan antara arus gangguan dengan waktu mulai mencair dan pemutusan fuse. Untuk ini ada dua kurva yaitu maksimum clearing time dan minimum melting time.
Karakteristik dari Fuse Cut Out (FCO) ialah lamanya waktu pemutusan yang tergantung dari besarnya arus yang mengalir pada peleburnya. Perbedaan kurva antara kedua tipe didasarkan pada “speed ratio”, yaitu perbandingan antar arus leleh minimum pada 0,1 detik dan arus leleh minimum pada 300 atau 600 detik. Untuk fuse link tipe “K” (tipe cepat) speed ratio = 6-8. Untuk fuse link tipe “T” (tipe lambat) speed ratio = 10-13.

1
Kurva karakteristik arus waktu memiliki dua macam karakteristik yaitu; Minimum Melting (MM) dan Maximum Clearing atau Total Clearing (TC). Karakteristik MM menunjukan kondisi link mengalami kerusakan sebagian, dan TC adalah kondisi ketika link putus sempurna. Batas operasi minimum fuse link dikenal sebagai rating arus kontinyu (continuous current), sedangkan batas operasi maksimum adalah symmetrical interrupting rating .

Ada sejumlah standar yang dianut fuse link,
salah satu standar pengenal fuse link yang terdahulu dikenal dengan sebutan pengenal N. Pengenal N dispesifikasi fuse link tersebut mampu untuk disalurkan arus listrik sebesar 100 % secara kontinue dan akan melebur pada nilai tidak lebih dari 230 % dari angka pengenalnya dalam waktu 5 menit. Pada praktek dilapangan ketentuan tersebut kurang memuaskan penggunanya karena hanya satu titik yang dispesifikasi pada kerakteristik arus-waktu sehingga fuse link yang dibuat oleh sejumlah pabrik yang berbeda mempunyai keterbatasan dalam memberikan jaminan koordinasi antar fuse link. Setelah fuse link dengan pengenal N kemudian muncul standar industri fuse link dengen pengenal K dan pengenal T pada tahun 1951. Pengenal K untuk menyatakan fuse link dapat bekerja memutus jaringan listrik yang berbeban dengan waktu kerja lebih “cepat” dan pengenal T untuk menyatakan fuse link bekerja memutus jaringan listrik yang berbeban dengan waktu kerja lebih ”lambat”. Fuse link tipe T dan tipe K ini merupakan rancangan yang universal karena fuse link ini bisa ditukar tukar (interchangeability) kemampuan elektris dan mekanisnya yang dispesifikasi dalam standar. Fuse link tipe K dan tipe T yang diproduksi suatu pabrik secara mekanis akan sama dengan fuse link tipe K dan tipe T yang diproduksi pabrik lain. Karakteristik listrik link tipe K dan fuse link tipe T sudah distandarisasi dan sebagai titik temu nilai arus maksimum dan minimum yang diperlukan untuk melelehkan fuse link ditetapkan pada 3 titik waktu dalam kurva karakteristik Kondisi ini lebih menjamin koordinasi antara fuse link yang dibuat oleh beberapa pabrik menjadi lebih baik dari pada yang dimiliki fuse link N.
Gambar. Konstruksi Fuse Cut Out
Keterangan:
1.      Isolator porselin
2.      Kontak tembaga (disepuh perak)
3.      Alat pemadam/pemutus busur
4.      Tutup yang dapat dilepas (dari kuningan)
5.      Mata kait (dari kuningan)
6.      Tabung pelebur (dari resin)
7.      Penggantung (dari kuningan)
8.      Klem terminal (dari kuningan)
6.      Fuse Link
a.              Standar Fuse link
b.              Ketersediaan Tipe Dan Angka Pengenal
Fuse Link Seiring dengan perubahan teknologi dan kebutuhan dalam peningkatan mutu pelayanan tenaga listrik. beragam tipe dan angka pengenal fuse cut out letupan (expulsion) yang diproduksi dan dijual dipasaran pada masa kini. Salah satu perusahaan pembuat fuse link menyediakan beberapa tipe yang diantaranya adalah tipe K, T, H, N, D, S untuk sistim distribusi dengan tegangan sampai 27 kV dan tipe EK, ET dan EH untuk sistem distribusi dengan tegangan sampai 38 kV.
C.    Pengembangan tindak lanjut
Dengan diadakannya dengan dunia industry atau dunia usaha agar dapat bertukar pikiran memberikan penjelasan sehingga kita dapat mengetahui hal – hal yang melatarbelakangi factor pendukung dan factor penghambat  dengan demikian dapat kami jadikan referensi pembuatan laporan prakerin.



BAB IV
PENUTUP
A.      Kesimpulan
            Dengan adanya Program praktek kerja industri (prakerin) merupakan wujud nyata dalam mempraktekan pelajaran yang telah diterima di sekolah.
            Melalui program ini pula sangat membantu kita para siswa untuk mendapatkan pengalaman secara langsung di dunia usaha / instansi, tentu hal ini dapat memudahkan kita apabila kedepannya mendapatkan pekerjaan di dunia usaha / instansi lainnya.
B.     Saran
a)      Untuk Sekolah
-          Diharapkan sekolah yang berbasis kejuruan mempunyai lapangan kerja sendiri guna mempraktekan secara langsung bakat dan minat para siswa
-          Setelah keluar sekolah diharapkan dari pihak sekolah mampu menyalurkan para siswa ke dunia usaha / instansi.
b)      Untuk Dunia Usaha / Instansi
-          Diharapkan dunia usaha / instansi memiliki tempat yang lebih strategis
-          Kebersihan dalam menjalankan dunia usaha harus tetap terjaga dengan baik
-          Tetap semangat dan “Excelent”
DAFTAR PUSTAKA
Buku Sekolah Elektronik-Teknik_distribusi_tenaga_listrik_jilid_3. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta : 2008
Data-Data statistic di PT.PLN (Persero) RAYON BOMBANA
Anonim.2010.Http:/Wikipedia.org/wiki/.9 Juni 2013
Anonim.2009.Http://www.iptek.e.id. 14 Juni 2013
http://dunialistrikelektron.blogspot.co.id/2015/04/prinsip-kerja-fuse-cut-out-fco.html
Materiallistrik.blogspot.co,id/2014/06.
http:Google/fusecutout.com




LAMPIRAN – LAMPIRAN
Gambar.1 alat stick
Gambar.2 bahan fuse link

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

contoh laporan hasil praktek kerja industri SMK

LAPORAN HASIL PERAKTEK KERJA INDUSTRI MENGGANTI FUSELINK PADA FCO    NAMA...